Rabu, 09 Februari 2011

TOKOH PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA


KEGAGALAN PERJUANGAN SEBELUM TAHUN 1908 DISEBABKAN OLEH BEBERAPA HAL SEBAGAI BERIKUT :
1. BELUM ADA PERSATUAN DAN KESATUAN DI SELURUH NUSANTARA.
2. PERJUANGAN MASIH BERSIFAT KEDAERAHAN.
3. KALAH DALAM PERSENJATAAN DAN TEKNIK PERANG.

TOKOH PENTING PERGERAKAN NASIONAL ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT :
1. RADEN AJENG KARTINI
a. Lahir di Jepara 21 April 1879 Jawa Tengah ingin memajukan kaum wanita
b. Cita-cita sederajat dengan pria.
c. Buku yang di tulis: Habis Gelap Terbitlah Terang
d. Julukan: Pahlawan emansipasi wanita

2. DEWI SARTIKA
a. Lahir di Cicalengka Bandung,4 Desember 1884,JawaBarat.
b. Pendiri Sekolah Keutamaan Istri (1904 )
c. Pendiri sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasah Budi (1915)
d. Cita-cita : sama dengan R. A Kartini

3. KI HAJAR DEWANTARA
a. Lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Nama asli : Raden Mas Suwardi Suryaningrat
c. Salah satu dari Tiga Serangkai pendiri organisasi Indische Partij.
d. Tokoh – tokoh Tiga serangkai : KI HAJAR DEWANTARA, Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo.
e. Ki Hajar Dewantara adalah Pendiri Perguruan Taman Siswa ( 2 Juli 1922 )
f. Julukan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional, karena peranannya yang sangat besar di bidang pendidikan.
g. Semboyan : Ing Ngarso Sungtulodo, artinya di depan memberikan contoh teladan yang baik. Ing Madyo Mangunkarso, artinya di tengah membangkitkan semangat.
Tut Wuri Handayani, artinya dari belakang memberi dorongan
h. 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional

4. DR. SUTOMO
a. Sutomo adalah salah satu pendiri organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908.
b. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan (nasional) modern pertama di Indonesia.
c. Hari kebangkitan nasional yaitu tanggal 20 Mei

5. DOUWES DEKKER (DR. DANUDIRJA SETIABUDHI)
a. Douwes Dekker keturunan Belanda yang menentang adanya Tanam Paksa.
b. Lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 28 Oktober 1879 dan diberi nama Ernest Eugene Francois Douwes Dekker.
d. Menulis buku Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli
e. Salah satu Tiga Serangkai pendiri Indische Partij, yang merupakan partai politik pertama yang lahir di Indonesia.

6. WAHID HASYIM
a. Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama).
b. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU.

7. HAJI SAMANHUDI
a. Lahir di Laweyan, Solo, tahun 1868. Nama kecilnya Sudarno Nadi
c. H. Samanhudi adalah pendiri Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo tahun 1911
d. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.

8. MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
a. Pahlawan pergerakan Nasional yang Berasal dari Betawi (Jakarta).
b. Lahir di Jakarta, 16 Februari 1894.

PERJUANGAN TOKOH MENGUSIR PENJAJAH BELANDA


Ø      Sultan Agung : 1628 dan 1629 [Gelar Sultan Agung Senapati Ing Alogo Ngabdurrachman] : Memimpin perlawanan terhadap VOC di Batavia.
Ø      Sultan Hassanuddin : 1654-1669
Memimpin perlawanan terhadap VOC di Sulawesi Selatan.
Ø      Untung Suropati :
Memimpin perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur.
Ø      Sultan Ageng Tirtayasa: 1650–1682
Memimpin perlawanan terhadap VOC di daerah Banten
Gelar : Sultan Abdul Kahar (Sultan HaJi).
Ø      Perlawanan Pattimura / Thomas Matulessi : 1817
a. Memimpin perlawanan di Saparua, Maluku. Merebut benteng Duurstede    (16 mei 1817)
b. Dibantu oleh : Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu
c. 16 Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon.
Ø      Perang Padri : 1821-1837 di Minangkabau, Sumatra Barat.
a. Penyebab terjadinya perang : Pertentangan antara kaum adat (dibantu oleh belanda) dan kaum agama (kaum Padri : dipimpin Oleh Tuanku Imam Bonjol).
b. Tuanku Imam Bonjol dikenal juga dengan nama Muhamad Sahab.
Perang Diponegoro (Ontowiryo) dari Yogyakarta (1825 – 1830)
Penyebab terjadinya perang : kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.a. Sahabat Pangeran diponegoro yang membantu perang : Pangeran Mangkubumi (penasehat), Pangeran Ngabehi Jayakusuma (panglima), Sentot Ali Basyah Prawiradirja, Kyai Mojo (dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil).

Minggu, 06 Februari 2011

MENULIS CERITA, YUK!


Seseorang yang menulis tentu punya tujuan atau harapan. Ia mungkin ingin mengungkapkan hasil pengamatan, hasil percobaan, hasil wawancara, gagasannya sendiri dengan dukungan data atau fakta yang dapat diuji kebenarannya. Sebaliknya, ada juga orang yang menulis cerita melalui imajinasi/mengkhayal ataupun sesuatu yang pernah terjadi secara faktual tetapi sudah ditambah-tambah, dikurangi, diganti, difiktifkan sehingga tak dapat lagi dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Tulisan-tulisan yang mengungkapkan sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya disebut tulisan atau karangan ilmiah atau karangan faktual, karangan nonfiksional. Sebaliknya, tulisan yang tak dapat dibuktikan kebenarannya disebut tulisan atau karangan fiksional.

Cerita merupakan bentuk lain tulisan/karangan fiksional yang memiliki struktur yang berbeda dengan puisi. Hal ini terjadi karena cerita dimaksudkan untuk memaparkan peristiwa tertentu yang dialami oleh tokoh tertentu di tempat tertentu dalam rentang waktu tertentu dengan pola tulis yang khas, berbeda dengan pola tulis puisi ataupun naskah drama. Karenanya, kegiatan dan tahapan menulis sebuah cerita menjadi lebih kompleks. Ketika di SD sudah mulai belajar menulis cerita melalui kegiatan belajar menulis sinopsis cerita-cerita yang telah dibaca. Dalam kegiatan tersebut kamu secara tidak langsung melihat bagaimana pengarang cerita yang kamu baca mengurut peristiwa dalam ceritanya, menghidupkan tokoh, menggambarkan latar cerita, menggunakan kata dan kalimat.
Kamu dapat mencoba melanjutkan cerita yang belum selesai atau bagian awal dan tengah yang sengaja dibuang/dihilangkan. Bila telah selesai lalu kamu cocokkan kembali dengan bagian-bagian tersebut. Hasilnya bisa saja sama ataupun berbeda dengan cerita asli. Tapi itu tak jadi soal. Kamu seorang yang kreatif. Selanjutnya, kamu dapat juga mencoba menciptakan peristiwa lain sesuai dengan imajinasimu setelah membaca sebuah cerita. Kamu mungkin tidak setuju kalau tokoh dalam cerita yang di baca harus meninggal pada akhir cerita. Karena itu, ciptakan saja peristiwa lain yang lebih cocok menurutmu hingga akhir cerita tersebut menjadi berbeda, dari sad ending ke happy ending.
Sebelum menulis ada beberapa tahapan yang perlu kamu lakukan:
Langkah pertama:
Sebelum menulis cerita, buatlah kerangka cerita atau jembatan keledai. Dalam kerangka itu termuat:
1. Pokok persoalan yang akan diceritakan;
2. Tokoh yang mengalami persoalan tersebut;
3. Tempat dan waktu terjadinya peristiwa;
4. Konflik yang dialami oleh tokoh;
5. Cara tokoh menyelesaikan konflik;
6. Nasib tokoh pada akhir cerita;
7. Dan posisi kamu sebagai pembuat cerita.
Pokok persoalan, tokoh, dan peristiwa yang diangkat dalam cerita mungkin saja berupa kejadian nyata yang kamu alami, dengar, baca ataupun kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari yang sudah ditambah dengan imajinasi sehingga sukar dibuktikan kebenarannya oleh pembaca. Tentu saja tidak semua pokok persoalan ataupun peristiwa layak diangkat menjadi sebuah cerita karena cerita yang kuat lazimnya menyajikan pokok persoalan yang unik, yang menarik untuk diceritakan, dan memberikan suatu pencerahan pada pembaca.
Langkah Kedua:
Membuat cerita pembuka, misalnya:
1. Perkenalkan tokoh yang akan mengalami peristiwa dalam ceritamu. Perkenalan ini biasanya dibuat dalam bentuk deskripsi fisik ataupun mental sang tokoh, baik dalam bentuk uraian langsung, maupun dalam bentuk monolog ataupun dialog sang tokoh dengan tokoh lain.
2. Gambarkan lingkungan alam tempat tokoh berada. Kamu dapat saja memulai cara ini dengan deskripsi cuaca, kegiatan manusia/hewan dan sebagainya.
3. Penempatan satu peristiwa tertentu yang kamu anggap kuat atau penting dalam cerita tersebut.
Langkah Ketiga
Tentukan apa yang akan kamu ceritakan di awal, di tengah dan diakhir cerita. Bila kamu memulai cerita dengan pengenalan tokoh atau lingkungan alam tempat tokoh berada lalu dilanjutkan dengan peristiwa lain secara kronologis (urut waktu kejadian), kamu menggunakan alur maju. Sebaliknya, bila kamu memulai cerita dengan peristiwa tertentu yang menjadi klimaks atau peristiwa lain yang kamu anggap kuat lalu  dilanjutkan dengan penjelasan sebab-sebab terjadinya hal itu melalui sistem kilas balik, flashback, kamu telah menggunakan alur mundur.
Langkah Keempat:
Saat membuka cerita kamu sudah harus menentukan di mana posisimu sebagai penulis atau pencerita. Artinya kamu harus memilih: bermain dalam ceritamu atau jadi penonton saja. Bila kamu ikut bermain di dalamnya, sebaiknya menggunakan sudut pandang aku. Semua hal dalam cerita mengalir dari tokoh aku. Sudut pandang ini memudahkanmu dalam memaparkan berbagai hal tentang tokoh aku, termasuk pemikirannya, perasaannya dan sebagainya. Sebaliknya, bila kamu bertindak sebagai penonton, kamu mencoba menceritakan apa yang dapat kamu amati, dengar dan baca tentang tokoh tertentu dalam cerita. Saat itu kamu berada di luar cerita dan bertindak sebagai pelapor atau komentator. Kadang-kadang, dalam cerita-cerita yang telah terpublikasikan, pelapor atau komentator menjadi orang yang mahatahu. Ia tahu juga apa yang dirasakan, dipikirkan dan yang terbersit dalam hati tokoh.
Langkah Kelima:
Usahakan agar tokoh ceritamu hidup, seperti layaknya tokoh dalam dunia keseharian. Kalau tokohnya binatang atau pohon, binatang dan pohon itu mirip dengan binatang dan pohon yang ada dalam kehidupan. Sebaliknya, kalau tokoh ceritamu adalah manusia, tokoh tersebut idealnya memiliki sifat/watak seperti manusia pada umumnya. Ia memiliki sifat kemanusiaan. Karena itu tokoh sebaiknya tergambar secara detail, baik fisik maupun mental/jiwa/perasaannya. Kamu boleh saja menyebut atau menguraikan secara langsung ciri-ciri fisik ataupun perasaan tokoh yang kamu ceritakan. Cara ini disebut cara atau teknik analitik. Kamu juga dapat menghadirkan kondisi fisik, tabiat dan perasaan tokoh melalui dialog tokoh dengan dirinya sendiri, dialog antartokoh, tanggapan tokoh lain, ataupun penggambaran lingkungan tokoh. Cara ini disebut teknik dramatik. Kadang-kadang, penggambaran latar cerita dan penggunaan diksi atau kata-kata dalam dialog tokoh, seperti ungkapan-ungkapan daerah/lokal, dapat membantu memperjelas identitas dan watak tokoh.
Langkah Keenam
Kalau kamu kehabisan kata, beristirahatlah. Kalau masih sanggup, lanjutkan cerita dengan pemaragrafan peristiwa-peristiwa yang sudah kamu rancang dalam tahap pertama. Ingat, sebagai sebuah refleksi realitas keseharian, usahakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh berlangsung dalam suatu urut waktu ataupun sebab akibat. Gunakan juga dialog ataupun monolog dalam paragraf-paragraf cerita untuk membantu menjelaskan mengapa peristiwa atau hal tertentu terjadi dan bagaimana reaksi tokoh utama atau tokoh lain terhadap peristiwa tersebut. Ingat, dialog ataupun monolog akan sangat membantu dalam memperkenalkan dan mengembangkan watak tokoh dalam cerita sehingga mirip dengan realitas keseharian. Usahakan agar kamu tidak mengurut peristiwa atau memperkenalkan tokoh dalam bentuk singkat kata atau singkat cerita.
Langkah Ketujuh:
Usahakan menjalin peristiwa yang akan diceritakan sehingga menghasilkan konflik cerita. Konflik dalam cerita dapat berupa konflik antara tokoh dengan tokoh lain, konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri dan konflik antara tokoh dengan alam atau lingkungan. Hal ini perlu karena kekuatan sebuah cerita sangat bergantung pada konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Konfliklah yang membuat pembaca menjadi hanyut, larut, ingin tahu kelanjutan dan menghembus napas lega ataupun menangis pada akhir cerita.
Langkah Kedelapan:
Tutup atau akhiri cerita bila peristiwa yang dirancang dalam corat-coret awal sudah habis. Jangan terburu nafsu untuk menambah peristiwa-peristiwa lain yang akan membuat cerita menjadi kepanjangan, bertele-tele. Nanti, kalau sudah bosan jadi cerpenis buat cerita lain yang lebih panjang (novelet) atau sekalian saja dalam bentuk yang mahapanjang (novel). Dalam paragraf tersebut kamu dapat menggambarkan keberhasilan tokoh menyelesaikan konflik yang dihadapinya (happy ending) atau sebaliknya membiarkan tokoh pasrah, mati pada akhir cerita. Kalau kamu tak dapat memilih, kasihan pada tokoh ceritamu, biarkan saja cerita itu menggantung tanpa penyelesaian, biarkan saja pembaca menjadi penasaran dan menyelesaikan sendiri cerita tersebut.
Langkah Kesembilan:
Simpan dulu cerita yang sudah ditulis. Kalau ada teman yang mau membaca karyamu, alhamdulillah. Minta komentar sang teman setelah membaca cerita tersebut. Jangan marah kalau komentarnya tidak sesuai dengan harapanmu. Semua komentar atau tanggapan harus kamu terima dengan hati yang lapang. Kalau kamu setuju dengan saran atau komentar temanmu, ubah saja seperlunya. Kamu dapat juga melakukan evaluasi terhadap karyamu secara mandiri. Saat ada waktu luang atau menjelang tidur malam, baca ulang apa yang sudah kamu tulis. Tanyakan:
1. apakah pokok persoalan yang mau kusampaikan telah tersampaikan dalam cerita ini?
2. apakah peristiwa-peristiwa yang kupilih ini mampu menyampaikan tema tersebut?
3. apakah tokoh yang kupilih cocok untuk menyampaikan tema tersebut?
4. apakah tokoh dan peristiwa dalam cerita mirip dengan realitas sehari-hari?
5. apakah kata atau bahasa yang kugunakan dalam cerita ini memikat, mudah dipahami oleh pembaca?
Langkah Kesepuluh:
Hasil evaluasi tersebut akan mengarahkanmu untuk memperbaiki cerita yang sudah kamu hasilkan. Bila kamu merasa tak ada lagi yang perlu diperbaiki, coba saja kirimkan karyamu ke surat kabar lokal ataupun nasional. Jangan lupa berdoa agar karyamu dimuat. Kalau tidak juga dimuat setelah kamu kirim, tidak perlu putus as. Kamu harus terus berkarya: menulis, menulis, dan menulis lagi. Suatu saat karyamu pasti terpublikasikan. Yakin sajalah.
Langkah Kesebelas:
Banyak-banyaklah membaca. Orang bilang, “penulis yang baik adalah juga pembaca yang baik”. Kalau ingin jadi penulis yang hebat, kamu harus banyak membaca karya yang sudah ditulis oleh penulis yang hebat. Lihatlah bagaimana penulis tersebut mengemas peristiwa tertentu dalam ceritanya. Lihat juga diksi/kata-kata yang digunakan, kalimatnya, dan sebagainya. Kamu boleh mencontoh hal yang kamu anggap kuat. Tapi, jangan menjiplak. Buatlah kreasi, buat cerita hasil karyamu sendiri.
Selamat berkarya. Semangat p(^_^)q 


Kamis, 03 Februari 2011

Kebijakan pemerintah kolonial dan pengaruhnya


Bangsa Indonesia jatuh ke tangan kolonialisme Barat dimulai sejak bangsa­-bangsa Barat menundukkan kerajaan-­kerajaan di Nusantara. Kerajaan yang ada di Nusantara secara perlahan dikuasai oleh Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Ada beberapa faktor pendorong bagi bangsa Barat untuk datang dan menguasai Bangsa Indonesia, di antaranya karena kekayaan alam Indonesia, terutama rempah-rempah. Sejak ratusan tahun yang lalu, rempah­-rempah Nusantara merupakan barang yang berharga di Eropa. Oleh karena itu, bagi bangsa Barat yang mampu mendatangkan rempah­-rempah dari Nusantara dan memperdagangkannya di Barat dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi bangsa tersebut.

Bangsa Portugis merupakan bangsa Barat pertama yang menguasai kerajaan di Nusantara, yaitu sejak merebut Malaka pada 1511. Kekuasaannya berakhir setelah Belanda merebut Malaka pada 1640. Adapun bangsa Spanyol tidak sempat banyak menguasai bangsa Indonesia, karena kalah bersaing dengan bangsa Portugis dan hanya memusatkan daerah kolonialnya di Filipina. Sementara bangsa Belanda merupakan bangsa yang paling lama melakukan penjajahan di Nusantara.

Belanda sebagai bangsa yang paling lama menguasai bangsa Indonesia sudah melakukan banyak kebijakan­-kebijakan yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Pada tahun 1596 Belanda mulai datang ke Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan yang pertama ini diikuti oleh kedatangan rombongan Belanda yang selanjutnya menyebabkan persaingan perdagangan dan penguasaan rempah-­rempah di antara para pengusaha Belanda. Untuk mengatasi persaingan dagang tersebut dan atas saran Johan Van Oldenbarnevelt, pada tahun 1602 didirikanlah kongsi dagang Belanda yang diberi nama Vereenigde Oost­Indische Compagnie (VOC).

Tujuan Belanda mendirikan VOC adalah:
1) menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda;
2) mendapatkan keuntungan yang sebesar-­besarnya;
3) agar mampu bersaing dengan kongsi dagang dari bangsa lain, seperti Portugis dan Spanyol.

Untuk mencapai tujuan­-tujuan VOC, maka pemerintah Belanda memberikan beberapa hak istimewa  (Hak Octrooij), sebagai berikut:
1) monopoli kegiatan perdagangan;
2) membentuk kekuatan tentara sendiri untuk mempertahankan diri;
3) mengadakan perjanjian dengan raja­-raja;
4) mendirikan benteng-­benteng pertahanan;
5) mencetak dan mengedarkan uang sendiri;
6) menyatakan perang dan mengadakan perdamaian.
Dilihat dari tujuan pendiriannya, VOC bukan semata-­mata badan perdagangan yang mencari keuntungan, tetapi juga merupakan badan pemerintahan yang dijadikan alat oleh Belanda sebagai alat untuk menjajah Nusantara. Gerakan penjajahan Belanda melalui VOC yang didirikannya menetapkan beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat, seperti:

1) menarik upeti (verplichte leverantie) dari raja­-raja yang telah ditaklukkan oleh Belanda;
2) menarik pajak (contingenten) dari rakyat dalam bentuk hasil­ bumi;
3) mengadakan pelayaran Hongi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh armada Belanda dengan menggunakan perahu­-perahu kecil untuk menangkap, mengawasi para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggap melanggar ketentuan Belanda seperti menjual hasil pertanian kepada orang lain;
4) melakukan ektirpasi, yaitu menebas, membinasakan, dan menghancurkan tanaman rempah-­rempah yang menjadi komoditas ekspor agar tidak mengalami kelebihan produksi yang menyebabkan jatuhnya harga;
5) mengangkat seorang gubernur jenderal untuk mengawasi dan melaksanakan jalannya pemerintahan di daerah yang dikuasainya, seperti Jan Piterzoon Coen (1619­-1629) yang dikenal sebagai pendiri Kota Batavia dan kebijakan kolonialisasi untuk mendatangkan keluarga orang Belanda ke Nusantara untuk kebutuhan tenaga kerja Belanda.

Penjajahan yang dilakukan oleh VOC mengakibatkan rakyat Indonesia mendapat kerugian, menderita secara fisik, serta kekurangan uang dan barang untuk keperluan hidupnya. VOC tidak segan-segan menangkap rakyat yang dianggapnya memberontak, menjadikan budak belian, bahkan membunuh rakyat yang tidak berdosa. Setelah berkuasa cukup lama di Nusantara, dalam perkembangan selanjutnya VOC mengalami kemunduran.

Penyebab kemunduran VOC, yaitu:
1) merebaknya tindakan korupsi di kalangan para pegawai VOC;
2) adanya persaingan dagang yang ketat di antara sesama kongsi dagang negara lain seperti Compagnie des Indies (CDI) dari Prancis, dan East Indian Company (EIC) dari Inggris;
3) membengkaknya biaya perang yang dikeluarkan oleh VOC untuk mengatasi pemberontakan­-pemberontakan yang dilakukan rakyat Indonesia di daerah­-daerah;
4) akibat kekuasaan VOC yang cukup luas menyebabkan kebutuhan gaji pegawai semakin membengkak yang menyebabkan kebangkrutan.

Akibat kemunduran yang dialami VOC, akhirnya pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Panitia ini membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799 dengan ketentuan semua utang dan kekayaannya diambil alih oleh pemerintah Belanda. Berakhirnya kekuasaan VOC menyebabkan kekuasaan Belanda semakin memudar. Di sisi lain pada saat yang bersamaan kongsi dagang Inggris semakin mengalami perkembangan. Hal ini membuat pemerintah Hindia Belanda semakin gencar untuk mempertahankan wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Belanda mengangkat Herman Willem Daendels untuk mengatur pemerintahan di Indonesia sekaligus mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Daendels melakukan tindakan­-tindakan seperti: pemindahan pusat pemerintahan lebih ke pedalaman, menambah jumlah prajurit, membangun benteng-­benteng pertahanan, membuat jalan dari Anyer ke Panarukan, mengadakan Preanger Stelsel, dan rakyat dipaksa untuk kerja rodi.

Dalam perkembangan selanjutnya, semakin buruknya perekonomian Belanda mengakibatkan perubahan dalam siasat untuk memperbaiki keuangan mereka dan menguasai Indonesia, yang semula menggunakan politik monopoli menjadi politik bebas. Melalui rekomendasi Johannes Van de Bosch, seorang ahli keuangan Belanda ditetapkanlah Sistem Tanam Paksa atau Cultur Stelsel tahun 1830.

Tujuan Sistem Tanam Paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuannya untuk mengisi kekosongan kas Belanda yang pada saat itu terkuras habis akibat perang.

Peraturan yang ditetapkan Belanda dalam rangka melaksanakan Sistem Tanam Paksa:
1) rakyat harus menyediakan seperlima dari tanah miliknya untuk tanaman ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau, serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah;
2) waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi;
3) kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda;
4) hasil tanaman rakyat tersebut harus diserahkan kepada Belanda dengan harga yang yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda;
5) bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.

Adanya Sistem Tanam Paksa sangat merugikan rakyat, karena pelaksanaannya tidak sesuai aturan dan adanya penyimpangan yang dilakukan para pengusaha pribumi. Mereka ingin menambah upah pengawasan dengan cara menekan rakyat seperti penyediaan tanah tidak seperlima lagi, tapi setengahnya; desa yang memiliki tanah subur semuanya digunakan untuk tanam paksa; semua kerusakan dan kegagalan panen akan ditanggung oleh petani dan rakyat.

Akibat dari kegiatan tanam paksa, rakyat Indonesia menderita kemiskinan yang berkepanjangan, kelaparan dan kematian terjadi dimana­-mana. Sementara bagi Belanda tanam paksa merupakan ladang ekonomi yang banyak mendapatkan keuntungan. Kas Belanda yang asalnya kosong dapat dipenuhi kembali, kemudian secara berangsur­angsur utang Belanda dapat dilunasi dan menjadikan Belanda sebagai negara yang tidak mengalami kesulitan keuangan.

Praktik tanam paksa menimbulkan reaksi dan sikap prihatin dari beberapa kalangan di antaranya sebagai berikut.
1) Baron Van Hovel, seorang misionaris yang menyatakan bahwa tanam paksa adalah suatu tindakan yang tidak manusiawi, karena menyebabkan rakyat sangat menderita.
2) E.F.E Douwes Dekker (Multatuli), seorang pejabat Belanda yang merasa prihatin terhadap penderitaan rakyat Indonesia, menulis buku berjudul Max Havelaar yang isinya menceritakan tentang penderitaan rakyat Indonesia akibat Sistem Tanam Paksa.
3) Golongan pengusaha atau kaum liberalis yang menghendaki kebebasan dalam berusaha.

Cara Kerja Kereta Maglev (Magnetical Levitation)


MagLev adalah singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang terjemahan bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut kereta api magnet.
Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang telah menggunakan kereta api jenis ini adalah Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan relnya, di dunia pada 2005 hanya ada dua jalur Maglev yang dibuka umum, di Shanghai dan Kota Toyota.

Teknologi

Ada tiga jenis teknologi maglev:
Jepang and Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan teknologi maglev menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu desain, kereta dapat diangkat oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan motor linear.
Pengangkatan magnetik murni menggunakan elektromagnet atau magnet permanen tidak stabil karena teori Earnshaw; Diamagnetik dan magnet superkonduktivitas dapat menopang maglev dengan stabil.
Berat dari elektromagnet besar juga merupakan isu utama dalam desain. Medan magnet yang sangat kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat.
Efek dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Oleh karena itu untuk keamanan penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang dapat menambah berat kereta. Konsepnya mudah namun teknik dan desainnya kompleks.

Sistem yang lebih baru dan tidak terlalu mahal disebut Inductrack. Teknik ini memiliki kemampuan membawa beban yang berhubungan dengan kecepatan kendaraan, karena ia tergantung kepada arus yang diinduksi pada sekumpulan elektromagnetik pasif oleh magnet permanen. Dalam contoh, magnet permanen berada di gerbong; secara horizontal untuk menciptakan daya angkat, dan secara vertikal untuk memberikan kestabilan. Sekumpulan kabel putar berada di rel. Magnet dan gerbong tidak membutuhkan tenaga, kecuali untuk pergerakan gerbong. Inductrack pada awalnya dikembangkan sebagai motor magnetik dan penopang untuk "flywheel" untuk menyimpan tenaga. Dengan sedikit perubahan, penopang ini diluruskan menjadi jalur lurus. Inductrack dikembangkan oleh fisikawan Wiliiam Post di Lawrence Livermore National Laboratory.
Inductrack menggunakan array Halbach untuk penstabilan. Array Halbach adalah pengaturan dari magnet permanen yang menstabilisasikan putaran kabel yang bergerak tanpa penstabilan elektronik. Array Halback mulanya dikembangkan untuk pembimbing sinar dari percepatan partikel. Mereka juga memiliki medan magnet di pinggir rel, dan mengurangi efek potensial bagi penumpang.
Sekarang ini, NASA melakukan riset penggunaan sistem Maglev untuk meluncurkan pesawat ulang alik. Untuk dapat melakukan ini, NASA harus mendapatkan peluncuran pesawat ulang alik maglev mencapai kecepatan pembebasan, suatu tugas yang membutuhkan pewaktuan pulse magnet yang rumit (lihat coilgun) atau arus listrik yang sangat cepat, sangat bertenaga (lihat railgun).




Cara kerja

Prinsip gaya dorongnya
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya. Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta (lihat gambar).

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis.
Dikarenakan bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis ini, kebisingan (suara) yang ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet, dan di perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta konvensional. Sebuah studi membuktikan suara yang ditimbulkan oleh kereta meglev dengan kereta konvensional biasa lebih bising sekitar 5dB yaitu 78% nya. Kekurangan lain kereta ini adalah di mahalnya investasi terutama pengadaan relnya.

Riset dan pengembangan

Paten pertama untuk kereta maglev didorong oleh motor "linear" adalah paten AS 3.470.828 dikeluarkan pada Oktober 1969 oleh James R. Powell dan Gordon T. Danby. Teknologi dasarnya ditemukan oleh Eric Laithwaite, dan dijelaskan olehnya dalam "Proceedings of the Institution of Electrical Engineers", vol. 112, 1965, pp. 2361-2375, dengan judul "Electromagnetic Levitation". Laithwaite mematenkan motor "linear" pada 1948.
Pada 31 Desember 2000, superkonduktor temperatur tinggi berawak pertama secara sukses diuji di barat daya Universitas Jiaotong, Chengdu, Cina. Sistem ini berdasarkan prinsip "bulk" konduktor temperatur tinggi dapat diangkat atau dilayangkan secara stabil di atas atau di bawah magnet permanen. Muatannya di atas 530 kg dan jarak pelayangannya lebih dari 20 mm. Sistem ini menggunakan nitrogen cair, yang sangat murah, untuk mendinginkan superkonduktor.

Beberapa kecelakaan dan insiden

 11 Agustus 2006

Pada 11 Agustus 2006 terjadi kebakaran di kereta Transrapid di Shanghai, beberapa saat setelah meninggalkan terminal di Longyang. Peristiwa kebakaran ini merupakan yang pertama pada sebuah trayek komersial.

 [22 September 2006

pada tanggal 22 September 2006 sebuah kereta Transrapid layang menabrak sebuah gerbong pemeliharaan di Lathen (Emsland, Sachsen Hilir, Jerman). Kecelakaan ini menewaskan 23 jiwa dan sepuluh orang luka-luka. Kecelakaan Maglev ini merupakan yang pertama di mana ada korban jiwa.

Nabi dan Rasul Ulul azmi



Ulu al-Azmi (Arab أولوالعذم) adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus oleh Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul. Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan Asy-Syuraa ayat 13.
Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang luar biasa baiknya dalam menjalankan tugas yang suci.
1. Nabi Muhammad SAW
2. Nabi Isa AS alias Yesus
3. Nabi Musa AS
4. Nabi Ibrahim AS
5. Nabi Nuh AS
Tugas para nabi dan Rasul :
1. Menyampaikan kabar gembira / risalah mengenai janji akan kebahagiaan dan kenikmatan abadi jika mau melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya.
2. Memberi kabar buruk dan peringatan bagi yang tidak mau mengikuti perintah Allah SWT dengan ancaman dan penderitaan yang tidak berkesudahan dan pedih.

Meneladani Ulul Azmi

PARA rasul adalah manusia biasa yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya. Pemilihan seorang rasul merupakan qadha Allah yang siapa pun tidak dapat mempengaruhinya. Di antara rasul-rasul Allah ada lima orang yang teristimewa dengan digelari ulul azmi, yang artinya orang yang memiliki kesabaran atau keteguhan hati yang tinggi. Adapun yang termasuk rasul ulul azmi adalah Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as. dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alaihi Wassalam (SAWW).
Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang dari ajaran yang benar. Sebagaimana diketahui beliau mewarisi umat Nabi Idris yang sudah sangat tidak percaya kepada Allah. Bahkan mereka telah menuhankan lima berhala utama sebagai sembahan mereka. Berhala-berhala tersebut adalah Wad, Suwa, Ya’uq, Yaguts, dan Nasr. Nama kelima berhala tersebut dahulunya adalah ulama-ulama umat Nabi Idris yang awalnya dikramatkan lalu dimitoskan dan dituhankan. Kualifikasi Nabi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah. Beliau tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat, dan masyarakat umum untuk kembali menyembah dan mentaati Allah dan Rasul-Nya. Terbukti, hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkan ditenggelamkan dengan gelombang air bah (mungkin sejenis gelombang Tsunami) dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.
Nabi Ibrahim termasuk rasul ulul azmi di antaranya karena kepatuhan dan kesabaran serta keteguhannya dalam berdakwah. Sejak masih bayi Ibrahim dipelihara dalam keadaan genting yang disebabkan tirani Namruz yang membunuhi anak laki-laki. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk orang-orang terdekatnya. Bahkan ia harus menerima siksaan yang maha pedih, yaitu dibakar dan diusir dari kampung halamannya. Setelah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Siti Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak belian yang berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Atas kehendak Allah terbukti Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Di saat berbahagia itu, Allah memerintahkan Ibrahim untuk “membuang” istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelah adalah domba. Selain tugas tersebut, Ibrahim tetap harus melaksanakan fungsinya sebagai rasul penyeru kebenaran.
Nabi Musa juga termasuk rasul ulul azmi. Beliau termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Fir’aun dan pengikutnya. Selain itu, beliau mampu bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Bagaimana tidak, ketika beliau akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah patung anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup menghalang bahkan hendak dibunuh. Namun demikian, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika belajar berguru kepada Khidir.
Nabi Isa termasuk rasul ulul azmi. Banyak hal yang menunjukkan bahwa beliau memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan risalah Allah. Terutama, ketika beliau harus menghadapi fitnah yang disebar kaum Yahudi dan pengkhianatan muridnya. Selain itu, beliau juga harus memberi pengertian tentang status ibunya yang melahirkan tanpa adanya seorang suami.
Nabi Muhammad SAW. sejak dari kecil sampai dewasa mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun beliau sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa beliau harus membantu meringankan beban paman yang merawat beliau. Namun yang paling berat tantangan yang dihadapi adalah setelah diangkatnya beliau menjadi rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya. Beliau juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah gara-gara dakwah beliau. Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan sosial lainya kepada Bani Hasyim. pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu, telah menghabiskan harta beliau dan istrinya, Khadijah. Pada saat itu seluruh keluarga Hasyim kehabisan makanan sampai Allah membebaskan penderitaan mereka. Namun demikian tekanan-tekanan yang diberikan kaum Quraisy bahkan melibatkan keluarga besar Hasyim, tidak menyurutkan langkah beliau untuk berdakwah.
Kesabaran yang ditunjukkan oleh para nabi dan rasul khususnya ulul azmi sangat jauh berbeda dengan kita. Bahkan Rasulullah pernah menyampaikan bahwa yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka. Ketabahan dan kesabaran para nabi dan rasul tersebut dipengaruhi oleh kekuatan keimanan mereka. Mereka meyakini bahwa apa pun bentuk ujian yang diberikan Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya.