Kamis, 23 Desember 2010

Membangun Tradisi Belajar

Semester 1 tahun ajaran 2010/2011 sudah selesai. Orang tua siswa sibuk membagi waktu untuk mengambil raport anaknya. Ada yang tersenyum, ada juga yang cemberut melihat hasil raport anaknya. Itulah gambaran pendidikan kita saat ini. Keberhasilan belajar anaknya hanya diukur dari nilai kuantitatif yang tertera pada raport. Seakan masa depan anaknya akan berakhir ketika nilai anaknya di bawah rata-rata kelas atau gambaran anaknya akan berhasil di masa yang akan datang ketika nilainya tertinggi diantara teman-temannya. Padahal ada yang lebih penting dari sebuah proses belajar yang dilakukan oleh anak-anak kita yaitu Membangun Tradisi Belajar bukan Membangun Prestasi Belajar.(mengutip kalimat Ust. Anis Matta dalam buku Sekolah yang Membebaskan) Sangat beda antara tradisi belajar dan prestasi belajar. Ketika prestasi belajar yang dikejar maka kuantitaif centris yang dikejar dan tatkala sudah tercapai maka selesailah usahanya termasuk belajarnya. Tetapi kalau tradisi belajar yang dikejar sampai kapanpun tidak akan pernah puas untuk terus menerus belajar. "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat". Kalau kita berbicara tentang tradisi belajar maka setiap anak akan memiliki cara yang berbeda-beda dalam tahapan belajarnya. Bisa jadi ada anak yang unggul di bidang tertentu tapi kurang bisa untuk bidang lainnya. Kita ingin anak-anak kita belajar bukan hanya ketika berada di sekolah saja, kita ingin anak-anak kita belajar bukan hanya pada gurunya saja, kita ingin anak-anak kita belajar pada perjalanan dan pengalaman hidupnya. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik ? Biarkan anak-anak kita mengambil banyak ilmu dari perjalanan hidupnya. Terus tugas kita sebagai orang tua, apa ? Kita hanya sebagai fasilitator saja. Karena sesungguhnya setiap anak kita sudah Allah tentukan takdirnya masing-masing.

Perkenalan




Assalamu 'alaikum Wr Wb. Perkenalkan kami Laskar Pasundan dari Sekolah Bintang Madani, terdiri dari : Najib, Daffa, Brillian, Anto, Dzaki, Alifah, Farah, Yasyfi, dan Ema. Kami adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Harapan kami adalah menjadi generasi Robbani yang dapat merubah peradaban menjadi peradaban yang di naungi oleh rahmat Allah dan keberkahan-Nya.